Minimalisme Memiliki Makna Di Luar Permukaan
Anda mungkin pernah melihat istilah "minimalis" pada pakaian dan gambar desain rumah di media sosial belakangan ini. Namun gaya minimalis lebih dari sekedar warna hitam dan putih atau tidak memiliki banyak barang. Ini adalah keseluruhan filosofi yang terus muncul selama bertahun-tahun.
Desainer dan seniman sepertinya selalu kembali ke minimalis sebagai landasan kosong untuk membangun. Ini seperti tombol reset ketika mereka membutuhkan awal yang baru. Namun minimalis juga dipandang berbeda berdasarkan periodenya. Apa yang minimalis di tahun 60an mungkin tidak akan dianggap minimalis saat ini.
Ada makna yang lebih dalam dibalik estetika minimalis lebih dari sekedar menggunakan satu warna atau memiliki ruangan kosong. Hal ini berhubungan dengan perubahan yang lebih luas dalam budaya dan masyarakat pada berbagai momen dalam sejarah. Minimalisme mendorong kita untuk fokus hanya pada apa yang benar-benar Anda butuhkan atau nilai di dalamnya. Menurut saya ini tentang menyederhanakan esensi Anda dan melihat keindahan dalam warna netral atau ruang yang jarang.
Bahkan setelah puluhan tahun berlalu, minimalisme tetap bertahan baik sebagai gaya artistik maupun pola pikir. Hal ini terus menginspirasi generasi baru untuk mempertanyakan apa yang penting bagi mereka dan mengabaikan hal-hal lain. Terkadang ada kepuasan yang ditemukan dalam keterbatasan!
Akar Fashion Minimalis
Anda mungkin sering mendengar orang-orang sering menggunakan istilah "minimalisme" ketika berbicara tentang seni, desain, dan mode. Gerakan minimalis pertama kali dimulai pada tahun 1960an di New York. Sekelompok seniman bosan dengan lukisan dan patung tradisional yang terlalu fokus pada seberapa realistis mereka menggambarkan objek.
Sebaliknya, para seniman seperti Donald Judd dan Agnes Martin ingin melucuti segala sesuatunya hingga ke esensi dasarnya. Judd menggambarkan karyanya sebagai "mengekspresikan ide-ide kompleks melalui bentuk-bentuk sederhana." Dan hal ini juga merangkum gaya minimalis dalam dunia fesyen - menjaga desain tetap ramping namun tetap berdampak.
Minimalisme juga mengikuti tren ekonomi dan teknologi selama beberapa dekade. Bahkan sebelum tahun 1960an, Anda dapat melihat pengaruh minimalis muncul pada masa perubahan. Ketika semakin banyak perempuan memasuki dunia kerja pada awal tahun 1900-an yang memperjuangkan hal-hal seperti hak untuk memilih, gaya mereka juga disederhanakan. Pakaian menjadi lebih maskulin dan praktis, seperti desain Chanel.
Kemudian ketika feminisme menghadapi reaksi keras pada tahun 1950an dan 80an, fesyen kembali menjadi sangat feminin dan dilebih-lebihkan lagi, ala Tampilan Baru Dior. Namun desainer avant-garde selalu membantu menghadirkan kembali minimalisme sebagai sebuah pernyataan. Hal ini selalu dikaitkan dengan periode kemajuan sosial dan modernisasi. Bahkan sekarang, minimalis membuat gaya individu kita bersinar tanpa gangguan.
Seni minimalis awal menolak pengerjaan tradisional, menggunakan bahan mentah sederhana. Desainer Jepang seperti Issey Miyake di tahun 80an juga melakukan hal serupa dalam fashion. Mereka menggunakan kain yang tidak biasa seperti poliester dan mengirimkan tampilan longgar dan berlapis ke landasan pacu. Visi mereka mengubah cara kita memandang pakaian sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar tampil dengan cara tertentu.
Minimalisme berkembang menjadi Dekonstruksi pada tahun 1980an
Selama dekade ini, minimalisme bercabang menjadi aliran yang berbeda. Merek-merek mewah besar mengikuti gaya ramping dan bersih yang dipelopori oleh Donna Karan dan Giorgio Armani. Sementara itu, desainer indie yang lebih kecil menjadi lebih konseptual.
Margiela fokus pada persepsi feminitas yang menyegarkan melalui desainnya yang didekonstruksi. Ketika fesyen lebih memprioritaskan branding, karya anti-statusnya menjadi sangat relevan. Ini menyoroti penguasaan teknis yang dikombinasikan dengan pembentukan kembali norma-norma yang menyenangkan. Bahkan hingga saat ini, dekonstruksi visioner Margiela terus menginspirasi fesyen yang mendobrak batasan.
Jika para desainer mutakhir lebih dulu menggunakan power suit yang minimalis dan modern, fesyen arus utama kemudian mengikuti jejaknya di tahun 80an dan 90an yang dipimpin oleh talenta Amerika seperti Donna Karan dan Calvin Klein.
Tampilannya yang bersih dan minimalis berpusat pada kenyamanan, kemudahan, dan kepraktisan bagi wanita pekerja. "Pasca-minimalisme" ini sangat berbeda dengan gaya berpakaian siluet pada dekade sebelumnya.
Tidak seperti rumah-rumah Eropa seperti Maison Martin Margiela yang menyukai dekonstruksi konseptual, atau merek Jepang yang berfokus pada bahan-bahan yang tidak konvensional, minimalis Amerika lebih menonjolkan bentuk feminin.
Minimalis Saat Ini
Sekarang, minimalisme lebih dari sebelumnya dikaitkan dengan pengeluaran yang hati-hati. Kami menginginkan dasar-dasar serbaguna yang tidak akan kedaluwarsa musim depan. Potongan minimal selalu terlihat tepat waktu.
Keberlanjutan juga menjadi perhatian besar saat ini. Kami peduli dengan rantai pasokan yang transparan dan mengurangi limbah/polusi. Minimalisme membuat kita merasa nyaman dengan berkurangnya dampak lingkungan.
Merek seperti Stella McCartney dan Phoebe Philo untuk Celine menunjukkan bagaimana minimalis cocok dengan mode etis.
Pendekatan minimalis yang disederhanakan mencerminkan nilai-nilai konsumsi secara sadar. Ini memberdayakan kami untuk mengekspresikan gaya individu secara bertanggung jawab melalui produk investasi yang tak lekang oleh waktu.