Belle Epoque, atau "Era Indah", adalah masa inovasi terus-menerus dan suasana kemungkinan tak terbatas yang merembes ke benua Eropa dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Periode mewah ini menyaksikan munculnya kenyamanan modern dan tren baru yang mengubah banyak kota, khususnya Paris, menjadi pemandangan kemewahan yang tak terbayangkan. Seni dan desain juga berkembang pesat selama periode ini, memunculkan gaya unik yang terus memikat penonton hingga saat ini. Dalam artikel ini, kami menyelidiki faktor-faktor yang mendorong era Belle Epoque, menyorot pemain utama dalam dunia seni dan desain, dan menjelajahi penurunan yang akhirnya terjadi pada periode yang semarak ini.
Belle Epoque, periode kemewahan dan pemborosan, muncul pada tahun 1870-an di Prancis, masa perubahan dan kemajuan yang pesat. Setelah jatuhnya Kekaisaran Kedua Prancis, ada harapan dan optimisme baru untuk masa depan. Revolusi Industri Kedua menyebabkan pertumbuhan ekonomi, terutama di kota-kota seperti Paris.
Tidak hanya itu, Belle Epoque juga merupakan masa kemajuan besar dalam seni dekoratif dan seni rupa. Seniman didorong untuk mengejar ide-ide baru, terutama dalam merayakan tontonan kota modern. Periode ini menyaksikan munculnya bentuk dan gerakan seni baru, yang membawa serta estetika yang berkembang yang berbicara tentang kesenangan zaman itu. Namun, pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 tiba-tiba mengakhiri kecemerlangan ini. Hanya di belakang, jika dibandingkan dengan kengerian masa perang, istilah "Belle Epoque" diciptakan. Nostalgia sedih untuk usia indah yang hilang menambah daya pikat periode ini, karena mengingat kembali energi dan kreativitas luar biasa yang dilumpuhkan oleh perang. Meskipun demikian, warisan dari banyak seniman yang terkait dengan Belle Epoque bertahan dalam bentuk contoh seni rupa dan dekoratif yang brilian.
Baron Georges-Eugene Haussmann mempelopori pembaharuan perkotaan Paris, yang juga berperan dalam menghidupkan kembali semangat kota. Dari tahun 1850-an hingga 1870-an, Haussmann menghancurkan sebagian besar inti abad pertengahan kota dan menggantinya dengan jalan raya besar, blok apartemen yang luas, dan taman yang terawat baik. Jalan Paris, Hari Hujan (1877) karya Gustave Caillebotte mengabadikan perubahan ini. Seiring dengan perkembangan tempat hiburan besar seperti sirkus, ruang musik, dan kabaret, modifikasi lanskap Paris ini menciptakan momen budaya di mana tindakan "melihat dan dilihat" adalah yang terpenting.
Dengan fokus pada pengalaman modern, seniman mulai mengeksplorasi tema-tema kontemporer dalam karyanya. Munculnya gerakan seni baru seperti kaum Impresionis yang mengadakan pameran perdananya pada tahun 1874 menemukan inspirasi dalam kehidupan Paris. Dari penggambaran stasiun kereta Gare Saint Lazare oleh Claude Monet hingga penggambaran budaya kafe oleh Pierre-Auguste Renoir di Bal au Moulin de la Galette, dan sketsa penonton teater berpakaian elegan oleh Mary Cassatt di In the Loge, para seniman ini menangkap kilasan modernitas. hiburan. Namun, mereka tidak sendirian dalam upaya mendorong seni ke arah yang baru.
Era Belle Epoque menyaksikan berbagai gaya furnitur dan perhiasan yang mencerminkan selera eklektik pada masa itu. Sementara beberapa desainer seperti Francois Linke terus menghasilkan karya bergaya Rococo yang populer di abad ke-18, yang lain menganut pendekatan baru yang menggabungkan keanggunan dengan elemen alami atau ramping. Di antara gerakan dan desainer paling menonjol pada periode ini adalah:
Art Nouveau, sebuah estetika yang merayakan garis-garis yang mengalir dan bentuk-bentuk alami, seringkali menggabungkan bahan-bahan organik dan semi mulia. Pembuat furnitur Art Nouveau seperti Louis Majorelle menggunakan nada kayu yang dalam dan aksen perunggu emas untuk menciptakan potongan halus namun mencolok yang menyatukan berbagai elemen rumah, mulai dari set kamar tidur hingga meja.
Era ini ditandai dengan beragamnya gerakan desain furnitur dan perhiasan. Salah satu gerakan tersebut adalah Art Nouveau, yang menggabungkan bentuk dan bahan alami untuk menciptakan potongan furnitur yang halus dan berornamen. Louis Majorelle adalah pembuat furnitur terkenal dengan gaya ini.
Art Deco , di sisi lain, mengambil pendekatan desain yang lebih tepat dan geometris. Eugène Printz dan Jacques-Emile Ruhlmann adalah dua desainer Art Deco berpengaruh yang karyanya sangat memengaruhi tren desain modernis abad ke-20.
Gerakan Seni & Kerajinan, dipimpin oleh desainer seperti Gustav Stickley dan Charles Rennie Mackintosh, menekankan pentingnya praktik pembuatan tradisional dan kualitas desain buatan tangan mereka. Sementara mereka berbagi presisi yang sama dalam desain mereka dengan gerakan Art Deco, para desainer Seni & Kerajinan merayakan kehadiran tangan seniman dalam kreasi mereka. Hasilnya adalah furnitur dan seni dekoratif yang membanggakan hasil akhir yang tinggi dan memukau mata.